ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa dapat disebut narrative fiction, prose function atau hanya funtion saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkanoleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A. Prosa lama meliputi
- Dongeng – dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita pelipur lara
B. Prosa baru meliputi
- Cerita pendek
- Roman/novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi
NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.Pembaca dapat mengembangan imajinasinya untuk mengenal daerah, tokoh – tokoh, tingkah laku yang asing atau aneh, atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi perpindahan yang tak henti dari warisan budaya bangsa.
Novel seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian, harapan, aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suati tindakan heroisme yang mengagumkan dan Memberikan Kebangaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi menilai atau memungkinkan kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu, dan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon – respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri. Maka dengan adanya semacam kaidah seperti inilah memungkinkan pembaca dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia sekalipun kenyataan – kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
- Karya yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Contoh : Karya sastra Indonesia di jaman Jepang.
- Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi masing – masing tokoh yang mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda sehingga menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik didalam dari tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan tokoh lainnya.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Jika diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
![](https://wibawaadiputra.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/03/puisi_copy.jpg?w=149&h=192)
- Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
- Kata – kata yang ambiquitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata – kata berjiwa yaitu kata – kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata – kata yang konotatif yaitu kata – kata yang diberi tambahan nilai – nilai rasa dan asosiasi – asosiasi tertentu.
- Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik. Adapun alasan – alasan yang mendasarai penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “Pengalaman perwakilan”. Bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
a. Penderitaan atas ketidak adilan.
b. Perjuangan untuk kekuasaan,
c. Konflik dengan sesamanya,
d. Pemberontak terhadap hukum Tuhan.
Puisi umumnya sarat akan nilai – nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi – puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan ).
Contoh karya Rendra dengan puisinya “episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua sejoli muda – mudi yang sedang menjalin cinta. Cinta kasih itu kadang – kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai – nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan, dll)
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumah
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba – tiba ia bertanya :
“mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka ?”
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.