RSS

Arsip Bulanan: Maret 2013

Kasih Sayang

Pengertian Kasih Sayang

Pengertian kasih sayang menurut kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Dalam kehidupanberumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan.Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.Percinaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tanggakeluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasih atau saling menumpahkan kasih sayang.

Cinta Kasih Dari Orang Tua

     Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat.Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :

 1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif

     Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon.Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.

2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif

     Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.

3. Orang tua bersifat pasif`,  si anak bersifat pasif

      Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperlihatkan.Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu.Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.

4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif

   Dalam hal ini orang tua dan anak saling emberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya.Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai dan saling membutuhkan.

Kasih sayang ini nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau menggendong, bayinya itu diajak bercakp-cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.

Contoh-contoh Tentang Kasih Sayang

  1. Sajak asrul sani “Surat Dari Ibu” mengungkapkan betapa tulus cinta kasih sayang seorang ibu kepada anaknya bukan dengan memanjakannya melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah agar anaknya pergi menuntut ilmu ke negri seberang dan mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Kalau anaknya telah menjadi “orang” barulah ia boleh pulang.
  2. “Elang Laut” asrul sani secara simbolik juga mengungkapkan pengalaman batinya tentang kasih sayang, tanggung jawab dan pengorbanan yang tulus dari seekor induk elang terhadap anak-anaknya, tanpa menghiraukan dirinya. Akhirnya sang induk gagal membawakan makanan untuk anak-anaknya di sarang, karena ditengah jalan setelah terbang mati-matian melawan badai, ia pun mati dan tenggelam ke dasar lautan. Dan anak-anaknya pun mati kelaparan di sarangnya.

 

 

Referensi : Manusia dan Cinta Kasih

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 28 Maret 2013 inci Uncategorized

 

Cinta Menurut Ajaran Agama

      Ada yang berpendapat bahwa cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama.Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cintadalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi dipihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.

Berikut terdapat berbagai bentuk cinta yang bisa kita dapatkan di dalam suatu agama diantaranya :

1)      Cinta Diri

     Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri.Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kabaikan pada dirinya. Sebailiknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

2)      Cinta kepada sesama manusia

          Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintannya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya, ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilan dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya setelah itu allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakan sholat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan allah.

Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain dan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.

Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang yan beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri.Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dala mencintai diri sendiri.

3)      Cinta Seksual

        Cinta erat kaitanya dengan dorongan seksual.Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :

       Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga.Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa.Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang dan ilmu pengetahuan dan industry menjadi maju.Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengaku pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari. Tidak ditentang atupun ditekannya. Yang diserukan islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.

4)      Cinta Kebapakan

       Meningat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjaln oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan phikis.Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya.Sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat jelas dalam doa zakaria as, yang memohon pada allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan ewarisinya dan mewarisi keluarga ya’qub .

5)      Cinta kepada allah

       Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada allah dan kerinduannya kepada-nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doannya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-nya.

     Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainya. Cinta ini pun akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk allah da seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

6)      Cinta Kepada Rasul

      Cinta kepada rasul yang diutus allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada allah. Ini karena rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagi sifat luhur lainnya.

Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai rasullullah yang telah menanggung derita dakwah islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusian dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.

Referensi : Manusia dan Cinta Kasih

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 28 Maret 2013 inci Uncategorized

 

Pengertian Cinta Kasih

Cinta Kasih

         Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. poerwadarminta, Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan  kata kasih artinya perasaan saying atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat di artikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

        Walaupun cinta kasih mengandung arti hamper bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.

            Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima.Yang paling penting dalam memberi ialah hal – hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi.Cinta selalu menyatakan unsur – unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.

Pengertian cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur :

1.      Keterikatan

      Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus di tepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh buat dia.

 2.      Keintiman

      Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan: sayang dan sebagainya makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya.

 3.      Kemesraan

Kemesraan yaitu adannya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalu jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.

Tiga Unsur Dalam Segitiga Cinta

Pengertian Cinta menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta.Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang

            Didalam kitab suci Al-qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia, Cinta memiliki tiga tingkatan :

  1. Cinta tingkat tertinggi, adalah cinta kepada allah, rasulullah dan berjihad di jalan allah.
  2. Cinta tingkat menegah, adalah cintakepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.
  3. Cinta tingkat rendah, adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

Referensi : Manusia dan Cinta Kasih

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 28 Maret 2013 inci Uncategorized

 

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

     Istilah prosa dapat disebut narrative fiction, prose function atau hanya funtion saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkanoleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.

Dalam kesusastraan Indonesia mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

     A. Prosa lama meliputi

  1. Dongeng – dongeng
  2. Hikayat
  3. Sejarah
  4. Epos
  5. Cerita pelipur lara

     B. Prosa baru meliputi

  1. Cerita pendek
  2. Roman/novel
  3. Biografi
  4. Kisah
  5. Otobiografi

NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI

      Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

    1. Prosa fiksi memberikan kesenangan

   Keistimewaaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.Pembaca dapat mengembangan imajinasinya untuk mengenal daerah, tokoh – tokoh, tingkah laku yang asing atau aneh, atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

    2. Prosa fiksi memberikan informasi

    Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

    3. Prosa memberikan warisan kultural

     Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi perpindahan yang tak henti dari warisan budaya bangsa.

  Novel seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian, harapan, aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya menggambarkan suati tindakan heroisme yang mengagumkan dan Memberikan Kebangaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik.

    4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

   Lewat prosa fiksi menilai atau memungkinkan kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu, dan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon – respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri. Maka dengan adanya semacam kaidah seperti inilah memungkinkan pembaca dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia sekalipun kenyataan – kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari pribadinya.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi  dua, yaitu :

  • Karya yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Contoh : Karya sastra Indonesia di jaman Jepang.
  • Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.

Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi masing – masing tokoh yang mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda sehingga menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik didalam dari tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan tokoh lainnya.

ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

     Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Jika diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :

  1. Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
  2. Kata – kata yang ambiquitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
  3. Kata – kata berjiwa yaitu kata – kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
  4. Kata – kata yang konotatif yaitu kata – kata yang diberi tambahan nilai – nilai rasa dan asosiasi – asosiasi tertentu.
  5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

      Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik. Adapun alasan – alasan yang mendasarai penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :

   1.  Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.

       Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “Pengalaman perwakilan”. Bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.

Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.

   2.  Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.

     Dengan membaca puisi dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

   3.  Puisi dan keinsyafan sosial.

      Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :

a. Penderitaan atas ketidak adilan.

b. Perjuangan untuk kekuasaan,

c. Konflik dengan sesamanya,

d. Pemberontak terhadap hukum Tuhan.

     Puisi umumnya sarat akan nilai – nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi – puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan ).

      Contoh karya Rendra dengan puisinya “episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua sejoli muda – mudi yang sedang menjalin cinta. Cinta kasih itu kadang – kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai – nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan, dll)

                        Kami duduk berdua

                        di bangku halaman rumah

                        pohon jambu di halaman itu

                        berbuah dengan lebatnya

                        dan kami senang memandangnya

                        angin yang lewat

                        memainkan daun yang berguguran

                        tiba – tiba ia bertanya :

                        “mengapa sebuah kancing bajumu

                        lepas terbuka ?”

                        aku hanya tertawa

                        lalu ia sematkan dengan mesra

                        sebuah peniti menutup bajuku

                        sementara itu

                        aku bersihkan

                        guguran bunga jambu

                        yang mengotori rambutnya.

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada 21 Maret 2013 inci Materi Ilmu Budaya Dasar

 

Manusia dan Kebudayaan

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

         Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.

      Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.

Kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.

Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.

  • Seorang antropolog yaitu E.B. Taylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  • Selo Sumarjan dan Soeleman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
  • Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
  • A.L Krober dan C. Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas – luasnya. Mendifinisikan kebudayaan : kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol – simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok – kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda – benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama ketertarikan terhadap nilai – nilai.
  • C.A. Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.

     Kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (Vital), yang dimana dengan kata lain memberikan seperangkat pola atau model untuk bertingkah laku dengan masyarakatnya.

Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan, yaitu:

1. Sistem Ideologi

    Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku.

2. Sistem Sosial

   Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas.

3. Sistem Teknologi.

      Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.

B. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN

     Melville J. Herkovits mengemukakan bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat – alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur – unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat – alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.

C. Kluckhohn didalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)

     Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memliki kecerdasan pikiran dan persaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.

   Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem Pengetahuan.

    Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat – ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas.

4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi.

    Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem Teknologi dan Peralatan

     Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas yang dapat membuat dan mempergunakan alat. Oleh sebab itulah manusia dapat lebih mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

6. Bahasa

     Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7. Kesenian

     Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticius. Manusia membutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Oleh karenanya pandangan mata yang indah, suara yang merdu, semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.

Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur – unsur yang lebih kecil yng disebut dengan kegiatan – kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Cultural activity dapat dibagi lagi menjadi unsur – unsur yang lebih kecil  yang disebut trait-complex.

C. WUJUD KEBUDAYAAN

        Pendapat umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) dengan ciri dapat digunakan dan dirasakan. Kedua, kebudayaan rohaniah (spritual) dengan ciri dapat dirasa saja.

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia

     Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala – kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.

2. Kompleks aktivitas

      Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas – aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, selalu menurut pola – pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3. Wujud sebagai benda

     Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 13 Maret 2013 inci Materi Ilmu Budaya Dasar